Bagaimana Menghadapi Karyawan yang Sering Menelepon
Ketidakhadiran adalah masalah dalam bisnis apa pun, tetapi bisnis kecil akan merasakan dampak yang lebih parah karena ukurannya yang kecil. Sementara perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki sumber daya untuk mengkompensasi ketidakhadiran, satu karyawan dapat merupakan persentase besar dari keseluruhan tenaga kerja di organisasi yang lebih kecil, dan bisnis tersebut mungkin tidak memiliki tingkat kepegawaian - atau siapa pun yang memiliki keterampilan dan pengetahuan - untuk menutupi pekerjaan. Manajer harus segera menangani karyawan yang sering menelepon, baik untuk meminimalkan dampak pada produktivitas maupun untuk menunjukkan kepada seluruh tenaga kerja bahwa penyalahgunaan cuti sakit tidak akan ditoleransi.
1
Dokumentasikan cuti dan identifikasi apakah ada polanya, seperti mengatakan sakit sehari setelah liburan akhir pekan atau selama pertandingan kandang bisbol. Cara mudah untuk mengidentifikasi pola adalah dengan membuat kisi persegi yang mewakili Senin hingga Minggu. Warnai kotak yang menurut karyawan sakit, gunakan warna berbeda untuk mengidentifikasi hari libur dan akhir pekan, dan warna lain untuk hari libur karyawan. Ini memberikan bagan visual yang juga dapat Anda gunakan untuk menyoroti banyaknya ketidakhadiran dalam diskusi Anda dengan karyawan tersebut.
2
Identifikasi apakah ketidakhadiran karyawan disebabkan oleh alasan yang dilindungi dan tanggapi dengan tepat. Misalnya, Anda dapat memberi karyawan dokumen untuk mengajukan Cuti Medis Keluarga atau menjadwalkan pertemuan proses interaktif untuk membahas akomodasi potensial.
3
Jadwalkan pertemuan dengan karyawan tersebut untuk mendiskusikan kekhawatiran Anda jika ketidakhadiran tersebut bukan karena alasan yang dilindungi. Berikan salinan dokumentasi Anda kepada karyawan tersebut terkait kehadirannya. Tanyakan kepada karyawan tersebut apakah dia dapat melihat mengapa Anda khawatir. Tarik perhatian karyawan ke pola yang mencurigakan - seperti menelepon pada hari Jumat dan Senin - dan minta dia menjelaskan.
4
Tekankan dampak ketidakhadiran karyawan terhadap rekan kerja - yang harus mengisi kekosongan - dan organisasi secara keseluruhan, yang mengalami penurunan produktivitas saat pekerjaan tidak selesai. Beri tahu karyawan tersebut bahwa perusahaan memperlakukan kehadiran sebagai prioritas dan minta karyawan tersebut untuk menyarankan cara-cara yang dapat dia lakukan untuk meningkatkan kehadirannya.
5
Tempatkan karyawan pada rencana peningkatan kinerja. Rencana tersebut mungkin memerlukan verifikasi cuti sakit oleh dokter setiap kali karyawan tersebut menelepon atau menyertakan ambang batas tertentu yang dapat diterima untuk ketidakhadiran. Peringatkan karyawan tentang konsekuensi kegagalan untuk memperbaiki diri.
6
Tindak lanjuti secara teratur dengan karyawan. Jika ketidakhadiran berlebihan yang tidak dilindungi terus terjadi, disiplinkan karyawan pada tingkat yang semakin parah, hingga dan termasuk pemecatan dari pekerjaan.