Bagaimana Menghitung Rasio Perputaran Saham

Rasio perputaran saham adalah istilah lain untuk rasio perputaran persediaan. Rasio perputaran saham mengukur kecepatan penjualan inventaris Anda setelah Anda memperolehnya. Dengan kata lain, rasio perputaran saham memberi tahu Anda berapa lama persediaan berada di rak sebelum pelanggan membelinya. Anda membutuhkan inventaris yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa terus-menerus kehabisan produk. Tunduk pada faktor pembatas ini, semakin tinggi rasio perputaran saham Anda, semakin baik. Saat barang dibeli dengan cepat, Anda tidak mengikat modal kerja dengan persediaan berlebih. Itu membebaskan uang untuk digunakan untuk tujuan lain dan membantu menjaga biaya pembiayaan inventaris tetap rendah.

1

Perkirakan rata-rata persediaan selama periode yang Anda inginkan untuk menghitung rasio perputaran saham. Tambahkan biaya persediaan Anda di awal periode ke biaya persediaan akhir dan bagi totalnya menjadi dua. Misalnya, jika persediaan awal $ 5.000 dan persediaan akhir $ 7.000, hitung ($ 5.000 + $ 7.000) / 2 untuk mendapatkan persediaan rata-rata $ 6.000.

2

Hitung harga pokok penjualan untuk periode tersebut. Tambahkan total persediaan yang dibeli ke persediaan awal dan kurangi dengan persediaan akhir. Jadi, jika persediaan awal $ 5.000, persediaan akhir adalah $ 7.000 dan total pembelian menjadi $ 17.000, hitung ($ 5.000 + $ 17.000) - $ 7.000 sehingga harga pokok penjualan $ 15.000.

3

Bagilah nilai persediaan rata-rata Anda ke dalam harga pokok penjualan untuk menghitung rasio perputaran saham. Dengan persediaan rata-rata $ 6.000 dibagi menjadi harga pokok penjualan $ 15.000, rasio perputaran saham Anda adalah 2,5. Artinya, Anda menjual barang seharga $ 2,50 untuk setiap $ 1,00 yang Anda investasikan dalam inventaris.

4

Hitung rasio perputaran saham Anda untuk produk individual dan lini produk. Metode yang sama digunakan untuk menentukan rasio perputaran saham Anda secara keseluruhan. Ini berguna karena memungkinkan Anda membandingkan seberapa cepat produk yang berbeda bergerak relatif terhadap tingkat stok produk tersebut. Misalnya, jika item A memiliki rasio perputaran saham 3.0 dan item B memiliki rasio perputaran saham hanya 2.0, Anda mungkin ingin mengurangi jumlah item B yang Anda simpan. Sebaliknya, jika rasio perputaran saham Anda untuk suatu barang sangat tinggi, Anda mungkin perlu meningkatkan level stok Anda agar Anda tidak kekurangan.